Who?
Sepanjang perjalanan aku membayangkan bagaimana jika bumi ini sudah tak ada pepohonan? Apa yang kelak akan aku ceritakan kepada anak cucuku? Sebab aku berencana menikah dan punya anak meskipun hanya satu atau dua. Di tengah perjalanan, aku sempat ingin menyerah. Seketika langit gelap seolah melahapku dengan buas. Aku abaikan semuanya. Bagiku, tidak adanya kamu, dunia ini sudah tak berarti. Sia-sia adalah kata yang tepat untuk menggambarkan hidup. Namun ada pilihan yang membuatku kembali bangkit. Diam berarti mati, bergerak pun berarti mati tapi lebih banyak yang bisa dinikmati. Puncak sebentar lagi.
Aku sampai sini saat senja. Sebelum matahari terbenam menuju temaram. Namun kamu masih bisa menikmati gumpalan-gumpalan awan berarak dari utara ke selatan. Berbaris rapi menuju matahati, yang semoga tidak tenggelam seperti matahari senja ini. Kamu juga bisa menikmati gradasi warna kuning, merah, biru, dan hitam. Paduan cerah dan gelap memang selalu memukau. Kadang aku kembali terenyuh saat segumpal awan membentuk wajahmu.
Mungkin aku yang hanya terlalu mengingatmu dan merindukanmu saja, sehingga awan itu nampak seperti wajahmu. Rindu itu yang bersemayam pada diriku begitu dalam. Rindu itu menjadi penggantimu, memberi pelita untuk terus melangkah dan terus berbuat baik. Bukan aku tak bisa beranjak darimu. Kamu pasti lebih paham soal rindu, dan bagaimana mengaplikasikannya.
Saat sendiri harus melakukan apa, dan saat berkumpul harus melakukan apa, kamu sudah sangat hafal soal itu. Aku ingin menirumu. Karena aku merasa, kamu tidak pernah pergi bahkan jika hanya sejengkal. Kamu semakin dekat denganku. Seirama dengan denyut nadiku, bersama dengan sel-sel ertrosit yang membawa oksigen ke sekujur tubuhku. Kamu bersemayan pada avelousku, menjelma neurotransmitter di dalam otakku. Kamu ada di setiap detak jantungku.
Sampai berjumpa lagi, di suatu tempat yang sudah pasti indah. Karena di manapun tempatnya akan indah bagiku jika kamu ada. Untuk seorang wanita yang kucintai accidentally tapi sepertinya tidak, tidak ada yang kebetulan. Aku tahu kamu akan selalu bahagia, di manapun kamu berada. Merindukanmu, bub.
Cirebon, 18 Januari 2024
Comments
Post a Comment