Puncak Kepergian
Aku hanya mencoba membuat hidup menjadi lebih
sederhana. Seperti jika hanya untuk membuang penat tak perlu harus ke Bali atau
Karimun dan menambah masalah baru setelahnya. Termasuk keinginanku mengunjungi
rumahmu. Agar keinginan ini tidak mengganggu hari-hariku, apalagi saat malam
hari sebelum tidur. Maka aku harus ke rumahmu. Aku harap kamu maklum. Setelah
itu, bahkan aku belum merencanakannya.
Jika begini, entah aku harus menghardik atau memuji
Kartini, Aminah Wadud, serta Jeanne d'Arc. Karena mereka memperjuangkan agar
wanita bisa dan berani mengambil keputusan.
Lalu apa yang membuat kamu berat mengambil keputusan,
dengan sekalimat jawaban, "Tak usah datang ke rumahku! ."
Aku pun maklum dengan caramu menolak. Entah alasan
karena aku tampak memikat, atau karena aku hanya alenia yang tak perlu kamu
simak, atau karena alasan lain yang apa aku tidak mau menduganya, yang pada
akhirnya keputusanmu, kamu ingin aku jangan sampai mengetuk pintu rumahmu.
Keinginanku, dan keinginanmu jauh berbeda. Harusnya
aku dan kamu mencari jalan tengahnya. Yang tidak berupa lorong sempit seperti
spasi antara kata "selamat" dan "tinggal".
Rahdatu, 27 Desember 2023
Comments
Post a Comment