Hidup ini adalah ruang dan waktu yang tak terbatas luasnya, dan terdapat banyak pintu. Terserah kita mau lewat pintu mana yang penting kita sungguh-sungguh (istiqomah). Kesampingkan dulu urusan benar atau salah, karena itu bersifat relatif tergantung prespektif siapa. Intinya kita tidak memiliki kebenaran yang mutlak, kita hanya punya kebenaransendiri yang tidak bisa dipaksakan, namun bisa dibuat kesepakatan. Kebenaran yang terletak pada kita sendiri yaitu proses perjalanan setelah memasuki pintu itu pada kesungguhan dan keistiqomahan kita menuju Allah. Kita akan terus berproses menuju Sang Maha Segalanya. Kesempitan orang berfikir modern terletak ketika mereka mengkotak-kotakkan, mengelompok-kelompokkan, mengkamar-kamar kebhinekaan ini agar dibuat supaya berbeda. Jadi, kita harus melihat dengan mata toleransi jangan dengan dengki yang hanya bisa melihat perbedaan.