Posts

Showing posts from August, 2019

Tidak Harus Tau

Ada banyak hal yang kita tidak perlu tau, tidak harus berprasangka, dan tidak perlu menerka. Cukup serahkan semuanya pada Tuhan dan biarkan menjadi rahasiaNya. Yakinlah, bahwa keputusannya adalah akibat dari apapun yang kamu perbuat. Jangan disesali.

Bersemayam Pada Malam

Aku bersemayam dalam malam, pada udara yang dingin, pada cahaya rembulan yang temaram, dan bintang-bintang yang bergemerlapan, bahkan lebih gemerlap dari perhiasan jasadmu, apalagi taburan uangmu. Hingga aku tenggelam akhirnya karam pada kelamnya malam. -amdba

Taman Bunga atau Padang Pasir

Keindahan terletak pada prespektif. Kadang prespektif meluluh lantakkan nilai murni dari sesuatu objek atau subjek. Tidak adalagi taman bunga di hati ini, yang tersisa hanya hamparan padang pasir luas yang ditumbuhi kaktus. Indah atau tidak? Itu terserahmu

Palung Rindu

Aku terjebak di palung rindu yang menenggelamkanku diantara hormon-hormon kebahagiaanmu. Namun, badai dan ombak berhasil menyapuku hingga terdampar di tepi pantai. Sialnya hingga kini aku masih bingung antara mencari jalan pulang atau kembali menyelam. -amdba

Ruang Hidup

Hidup ini adalah ruang dan waktu yang tak terbatas luasnya, dan terdapat banyak pintu. Terserah kita mau lewat pintu mana yang penting kita sungguh-sungguh (istiqomah). Kesampingkan dulu urusan benar atau salah, karena itu bersifat relatif tergantung prespektif siapa. Intinya kita tidak memiliki kebenaran yang mutlak, kita hanya punya kebenaransendiri yang tidak bisa dipaksakan, namun bisa dibuat kesepakatan. Kebenaran yang terletak pada kita sendiri yaitu proses perjalanan setelah memasuki pintu itu pada kesungguhan dan keistiqomahan kita menuju Allah. Kita akan terus berproses menuju Sang Maha Segalanya.  Kesempitan orang berfikir modern terletak ketika mereka mengkotak-kotakkan, mengelompok-kelompokkan, mengkamar-kamar kebhinekaan ini agar dibuat supaya berbeda. Jadi, kita harus melihat dengan mata toleransi jangan dengan dengki yang hanya bisa melihat perbedaan.

Laku lelana

Perjalanan ini kuanggap suci. Karena perjalanan ini bertujuan untuk menemukan satu persatu kebodohanku. Karena semakin aku tau, semakin aku tidak tau.

Awan Mendung

Pada akhirnya awan mendung kembali membumbung sang langit kembali berkabung. Air yang jatuh bukan membasahi tanah, tapi pipi seorang perindu yang tangannya senantiasa terbuka untuk mengadah doa, membujuk Tuhan dengan mesra, dan rela insomnia untuk menjadi perindu yang meronda bagi alam semesta.

Fanaku Abadi karena Aku Materi

Semua yang ada di alam semesta yang berwujud materi dan yang tersusun dari atom adalah fana. Dan kita tidak bisa berharap kepada materi karena materi selalu bergerak dan berubah. Harapan hanya bisa disandarkan kepada sesuatu yang bukan materi, satu-satunya sesuatu yang bukan materi adalah Tuhan. Dzat yang Maha segalanya.. karena dia bukan materi maka, dia Abadi. Dan kita sebagai mahluk hidup dan materi lainnya salah satu yang abadi adalah "kefanaan" kita. -Amdba

Pandangan sejati

Hanya orang buta yang sanggup dan terbiasa melihat dunia dari kesejatian mata tanpa terkontaminasi prasangka. Kenapa? Karena mereka tidak mengandalkan mata, tapi hati yang berupa rasa. -Amdba

Membalas karena apa?

Membalas rasa bukan karena rasa iba atau tidak tega. Tapi hargai ia karena sudah berusaha, hasilnya nanti tidak perlu dinanti-nanti.. biarkan saja mengalir terbawa hingga hilir. Jika memang dia adalah muara, pasti kau akan berlabuh. Teruntuk dirimu Yang terasa jauh Tempatku biasa berteduh Hingga tunduh Kembali mengeluh Lidah ku keluh Menjadi rapuh Semoga tidak kaku Apalagi saat bertemu Pada kali ketiga Aku menagih Rasa yang tertindih Ego yang mendidih Mulai panas Nafsu memberingas Meringsek masuk Ke alam kesadaran Hingga terjebak Semak belukar Yang mengakar menuju rimba Yang menggantung di masa lalu Ketakutanku semakin menjadi Semakin tak ingin lagi Tapi lagi-lagi ingin Ingin pergi, menyelam Menyusuri dasar Hingga tenggelam Jangan angkat aku, dari dasar muara Sampai aku menjadi seluas samudera.

Baik-baik

Mimpimu hidup bahagia, tapi setiap hari kau menyakiti orang lain. Yang berbuat baik saja belum tentu dibalas dengan baik bagaimana dengan yang berbuat tidak baik? Bangunlah.. -Amdba