Perawalan
Detik mengalun pelan
Degub berlarian
Katanya waktu berajalan sangat lambat untuk perihal melupakan?
Karena memori yang tersimpan?
Rekahnya harapan?
Atau dosa-dosa indah yang dia berikan?
Tenang saja, derita setengahmu kutanggung
Tangismu akan kuseka
Lukamu akan ku obati
Segera sembuh, kekasih
Jarak kita terbentang, tapi kau tau? Jarak terjauh adalah saat kau memunggungiku?
Aku bukan fiersa besari, yang tak mau jika hanya setengah dirimu saja yang hadir, lalu ia memutuskan pergi. Aku tidak sepengecut itu.
Semua orang menginginkan seluruh, tapi bagaimana jika baru separuh?
Tak apa, perlahan-lahan. Tidak ada yang baik perihal paksaan. Bukankah cinta adalah kerelaan?
Jika jatuh cinta kepadamu sepaket dengan patah hati, aku tak peduli! Lagi dan lagi.. aku menikmatinya.
Jangan menangis, basah air mata menghilangkan binar matamu, lalu lembablah pipi yang menggemaskan itu. Seluruhmu adalah candu kau tau?
Kadang ketika pagi sarapanku adalah fotomu. Pelengkap kopiku adalah gurat senyummu yang manis. Tak butuh gula, aku takut diabetes..
Ah kacau, kau buat aku seperti ini.. tenggelam dalam samudera cinta lagi.
Pada detik paling rahasia namamu salah satu syair suci, ditengah sepi yang memelukku. Salah satu ajimatku untuk selalu bersemangat belajar selain 3 huruf sakral yaitu "IBU".
LANJUT NANTI YA, NGANTUK..
Amdba
Kediri, 24 September 2019
Comments
Post a Comment