Tahun Bertambah, Sedang Aku Masih Satu

Setiap orang berjalan lalu diam dengan membawa niat di kepalanya, berbungkus-bungkus. aku melihat sekelilingku impian-impian tumbuh di mata mereka, menembak ke langit dan pecah jadi hawa-hawa gembira di puncaknya. 

Sementara takdir masih melingkar tenang di sela tawa yang di dadanya kian memupuk berkah nama Tuhan. 

Pesta selalu saja tentang wajah-wajah yang menyilaukan cerita selanjutnya, merekam apa-apa yang riuh-meriah di mata, lalu rebah di kepala yang ranjangnya terbuat dari kapuk-kapuk doa.

Tahun bertambah, sedang aku masih satu.

Harapan-harapan kembali baru, meski usia rentan dimakan waktu dan tunggu. 

Aku masih merawat cinta yang selalu dikepal hati, menyandera segala macam pelukan untuk tubuhku sendiri, menembus belenggu paling menyedihkan yang ditebus jalur nadi sebagai nyali. 

Pada riwayat berikutnya, barangkali puncak kemenangan yang dijalankan hidup bukan sesuatu yang kujadikan medali, melainkan sebagai runcing gigi maut yang menuntunku, bersama sosok yang kucintai kelak menuju ke jalan yang di-ridhoi; llahi.


Yogyakarta, 1 Januari 2021

Comments

Popular posts from this blog

Rumah dan Pulang

Another

Tabah