SUMPAH AKU PEMUDA YANG INGKAR

 

PEMBUKAAN SUMPAH PEMUDA

Sumpah aku pemuda yang ingkar!

 

PERTAMA

Kami putra dan putri Indonesia,

Mengaku mengikari tumpah darah yang satu

Tanah air yang bukan lagi milik kita

 

KEDUA

Kami putra dan putri Indonesia

Mengaku berbangsa yang tak lagi satu

Bangsa yang terpecah oleh kepentingan

 

KETIGA

Kami putra dan putri Indonesia

Menjunjung tinggi bahasa perpecahan

Bahasa penuh kebencian dan kebohongan

 

Lirih tangisan Ibu Pertiwi

Meronta diperkosa anaknya sendiri

Tanah airnya luluh lantak

Diinjak oligarki dan tirani

Juga oleh pribumi yang lupa diri

Tak bisa dipungkiri, tubuhnya tumbuh di sini, dirawat disini

Namun etikanya mencontoh negeri sana

 

Mudahnya rusuh diadu domba

Bhineka Tunggal Ika hanya tinggal kata

Maknanya dianggap ketinggalan era

Sekarang memang berbeda-beda tetapi tidak satu jua

Karena beda kepentingan, katanya.

 

Sesama anaknya saling menyingkirkan

Menikam dan membunuh secara moral

Menghilangkan etika

Menghalalkan segala cara

Kita dipermainkan oleh kepentingan mereka

 

Ragu, merekah harapan yang pasrah

Akan tanah yang tak lagi milik kita

Air yang tak lagi bebas harga

Tanah yang basah bukan karena air biasa

Tapi oleh air mata dan keringat buruh tani

Yang hasilnya dimakan oleh penindas yang rakus

 

Sungguh kandas, harapku lepas

Ku bernyanyi dimarahi katanya suaraku sumbang

Justru menurutku tidak ada suara yang sumbang perihal kebenaran

Ku bicara dibungkam

Ku berpuisi dianggap gila

 

Lalu, apalagi yang harus kita lakukan jika bukan turun tangan?

Jika tidak melawan?

Sepi bersemilir nun jauh disana, bersama ombak serat angin berpadu

Menjadi orchestra di semesta raya

 

Bukankah sumpah ini amanah terberat bagi pemuda?

Justru karena ini kita semakin berdosa jika tidak berbuat apa-apa

Tangis bukan air mata, warnanya merah menyala, darah keringat terkucur nyata

Dimanakah juru selamat? Sampai kapan kita menunggu?

Berpatok pada narasi-narasi klasik tanah ini yang banyak salah tafsir

Bukankah juru selamat ini adalah diri kita sendiri?

Hari Ini Sumpah Pemuda, Janji yang puluhan tahun teringkari

 

Nakula Besaja

Caruban Nagari, 28 Oktober 2020

 

 

 

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Rumah dan Pulang

Another

Tabah